PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERBICARA BAHASA INGGRIS PESERTA DIDIK PADA MATERI “PROCEDURE TEXT”

 

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BERBICARA BAHASA INGGRIS PESERTA DIDIK PADA MATERI “PROCEDURE TEXT”

By : Jihad Permadi Wibowo, S. S., M. Pd


Penggunaan model pembelajaran yang inovatif sangatlah diperlukan dalam proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas. Hal ini sangat dibutuhkan oleh guru dalam penerapan proses pembelajaran dimana dapat meningkatkan motivasi belajar dan efektifitas penyampaian materi ajar. Dalam studi kasus ini penulis mengangkat topik “Penggunaan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) dalam meningkatkan motivasi berbicara Bahasa Inggris peserta didik pada materi procedure text”. Dalam hal ini, ada beberapa kondisi yang juga menjadi latar belakang masalah dari studi kasus ini yaitu, (1) Peserta didik belum termotivasi untuk berbicara dalam bahasa Inggris, (2) Guru belum memaksimalkan pemanfaatan teknologi pada pembelajaran. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa akar penyebab masalahnya adalah (1) Guru kurang memahami tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, (2) Guru kurang memiliki kemauan dan inisiatif dalam mengembangkan kemampuan dan pembelajaran yang terintergrasi dengan teknologi, (3) Guru belum mampu untuk mengelola waktu dengan baik untuk mempelajari pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran, (4) Guru mengalami keterbatasan fasilitas dalam penerapan pembelajaran yang memanfaatkan teknologi, (5) Guru nyaman dengan pembelajaran yang konvensional. 

Studi kasus ini dilakukan di kelas XI Teknologi Laboratorium Medik (TLM) dengan topik Procedure Text. Pembelajaran ini dilakukan dalam kelompok-kelompok yang beranggotakan 3 peserta didik. Setiap kelompok menentukan topik yang berbeda-beda dari sesuai pilihan pada Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), kemudian membuat video tutorial yang memuat Procedure Text. Selama pembelajaran berlangsung, guru berperan menjadi fasilitator yang mendampingi dan membimbing peserta didik. Guru mengarahkan peserta didik untuk mempelajari tentang Procedure Text pada materi ajar yang disediakan, kemudian membantu peserta didik saat mengalami kesulitan dalam penyusunan teks dan pembuatan video. Guru menyiapkan modul ajar, bahan ajar dan LKPD yang menarik dan memudahkan peserta didik. Didalam proses perancangan dan evaluasi pembelajaran ini ada beberapa pihak yang terlibat dalam praktik pembelajaran ini, yaitu: 1. Bayu Hendro Wicaksono, M.Ed, Ph.D dan Drs. Shokheh selaku dosen pembimbing dan guru pamong sebagai pembimbing yang memberikan saran dan masukan selama proses kegiatan pembelajaran ini, 2. Wiwit Dwi Purwono, S.Th.I., M.A.P selaku Kepala Sekolah SMKS Muhammadiyah 1 Pandaan yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan praktik pembelajaran serta memberikan izin untuk menggunakan fasilitas sekolah yang dibutuhkan saat pelaksanaan kegiatan pembelajaran, 3. Rekan sejawat yang telah memberikan saran, berbagi ide, berbagi solusi terhadap kegiatan praktik pembelajaran ini, 3. Peserta didik XI Teknologi Laboratorium Medik yang sudah terlibat menjadi peserta didik dalam kegiatan praktik.

Dalam proses penerapan pembelajaran ini ada beberapa tantangan dan hambatan yang dihadapi, yaitu membutuhkan fasilitas, peralatan dan teknologi yang memadai, membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembuatan perangkat yang HOTS (LKPD, bahan ajar, asesmen diagnostic, media pembelajaran inovatif), guru harus bisa memotivasi peserta didik, untuk berani berbicara dalam Bahasa Inggris selama kegiatan belajar berlangsung, mengatur waktu pembelajaran yang cukup sesuai sintak model pembelajaran PjBL, kendala teknis yang menghambat proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Dalam menghadapi tantangan dan habatan yang dihadapi penulis menerapkan beberapa langkah nyata dalam proses pembelajaran ini, yaitu:

1.    Menggunakan model pembelajaran Project Based Learning (PjBL) untuk meningkatkan motivasi dan percaya diri peserta didik, sehingga dapat melatih peserta didik untuk berani berbicara Bahasa Inggris.

2.    Pemilihan pendekatan TPACK yang sesuai dengan tujuan pembelajaran agar peserta didik lebih mudah memahami materi pembelajaran dengan kolaborasi teknologi yaitu pembuatan video dan penggunaan aplikasi capcut, canva, kahoot, quizziz.

3.    Pemilihan media yang menarik yaitu media yang berbasis teknologi dengan memanfaatkan Slide Power Point melalui applikasi Canva, yang didalamnya ada berupa audio visual pembelajaran.

4.    Membimbing peserta didik menggunakan kamera handphone untuk merekam video, menggunakan perekam suara pada handphone untuk memperjelas saat mengisi suara pada video, serta menggunakan aplikasi editor video.

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini adalah media pembelajaran dan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran ini seperti paket data atau wifi, sarana pendukung seperti laptop, proyektor, speaker, serta gawai untuk membuat proyek, aplikasi editor video seperti capcut, Slide Power Point (PPT) melalui canva, bahan ajar, LKPD dan perangkat pembelajaran. Guru juga perlu menguasai pengetahuan penggunaan teknologi dengan baik sehingga bisa membimbing peserta didik yang belum mengerti atau masih terbatas pengetahuannya dalam pemanfaatan teknologi.

Berdasarkan studi kasus yang telah dilaksanakan, penulis menemukan hasil dan dampak positif dari Langkah nyata yang telah dilakukan, yaitu:

1.    Peningkatkan Pemahaman Materi

Melalui penilaian hasil pembelajaran, penulis dapat menilai sejauh mana peserta didik telah memahami materi yang telah diberikan terkait dengan Procedure Text.

2.    Pengembangan Keterampilan Berbicara

Menggunakan model PjBL melalui tugas proyek pembuatan video tutorial, peserta didik dapat meningkatkan keterampilan berbicara mereka. Karena model pembelajaran ini mempunyai kelebihan untuk meningkatkan motivasi dan percaya diri, sehingga dapat melatih peserta untuk berani berbicara Bahasa Inggris.

3.    Peningkatan Kemampuan Kolaborasi

Pendekatan PjBL mendorong kerja kelompok dan kolaborasi di antara peserta didik. Dapat mencerminkan sejauh mana peserta didik dapat berkontribusi dalam kelompok mereka, berbagi ide, dan memecahkan masalah, yang merupakan keterampilan berharga dalam pembelajaran kolaboratif.

4.    Respon Baik dari Peserta Didik

Peserta merasa pembelajaran dengan model Project Based Learning (PjBL) menarik karena mereka merasa bahagia dan dilibatkan dalam pembelajaran, sehingga pembelajaran berlangsung interaktif dan berpusat pada peserta didik. Dampak positif yang didapatkan adalah peserta didik tidak hanya memahami Procedure Text, tapi juga mempelajari keahlian lainnya seperti membuat dan mengedit video.

Lebih baru Lebih lama