Penggunaan Analgesik Swamedikasi yang Tepat
Apt.
Mukhamad Abid Najmudin S. Farm
SMK
Muhammadiyah 1 Pandaan
*Corresponding
Author : Apt. Mukhammad Abid Najmudin, S. Farm e-mai : thkprematurok@gmail.com
Abstrak:
Salah
satu permasalahan kesehatan di dunia paling umum.adalah nyeri, yang hampir
menjadi gejala/Simptom sebagian besar penyakit. Bahkan seringkali nyeri
dianalogi sakit pada umumnya. Tingkat pengetahuan merupakan factor penting
untuk menggunakan analgesic yang tepat khususnya dalam praktek swamedikasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat terkait penggunaan
masing-masing obat berbeda walaupun masih masuk dalam kategori obat bebas untuk
swamedikasi.
Abstract:
One
of the world’s most common health problem is ache, which is almost a symptom of
illnesses. Most of the time, “ache” is general of illness. The level of
knowledge is an important factor in realizing the appropriate use of analgesic
, especially in self-medicated practice.
This study was to educate people the different uses of each medicines
while still in the free category for self-medicated practice.
Keywords
: Analgesic and self-medication
I.
Pendahuluan
Salah satu permasalahan kesehatan di dunia paling umum.adalah
nyeri, yang hampir menjadi gejala/Simptom sebagian besar penyakit. Bahkan
seringkali nyeri dianalogi sakit pada umumnya. Karena terlalu banyak kasusnya,
nyeri sudah dianggap masalah biasa, seringkali masyarakat mencari sendiri
pengobatan nyerri sendiri.
Swamedikasi, sebagai salah satu usaha masyarakat mendapatkan
pengobatan sendiri, sering tidak mendapat perhatian lebih, padahal porsinya
cukup besar juga dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Seringkali karena
dianggap remeh, banyak penggunaan obat yang tidak sesuai menyebabkan tujuan
keamanan dan keefektifan obat tidak tercapai dengan baik.
Swamedikasi analgesik menjadi salah satu contohnya, karena kasus
yang sangat banyak dan beragam, masyarakat menganggap cukup mencontoh kasus
yang sudah ada tanpa mempertimbangkan variasi yang ada baik gen, usia maupun
ras. Untuk itu dperlukan edukasi kepada masyarakat untuk mengenali analgesic
dan penggunaannya segingga tujuan terapi dapat tercapai dengan baik
II.
Isi
A.
Swamedikasi
Swamedikasi adalah proses pengobatan yang dilakukan sendiri oleh
seseorang dimulai dari mengenali keluhan atau gejala hingga pada pemilihan dan
penggunaan obat. Gejala penyakit yang dapat dikenali sendiri oleh masyarakat
adalah penyakit ringan atau minor illness sedangkan obat yang dapat digunakan
untuk swamedikasi adalah obat-obat yang dapat dibeli tanpa menggunakan resep
dari dokter yaitu obat bebas, bebas terbatas, obat wajib apotek (OWA) serta
obat herbal atau tradisional.
Gambar 1. Swamedikasi
Dalam swamedikasi diperlukan pengenalan gejala/keluhan penyakit dan
pemilihan serta penggunaan obat yang tepat. Keuntungan swamedikasi yaitu :
1) Aman bila digunakan
sesuai dengan aturan pemakaian
Swamedikasi akan berjalan dengan baik apabila masyarakat yang
melakukan pemilihan obat dan pengobatan sendiri mengikuti aturan yang ada, baik
arahan yang diberikan apoteker ataupun aturan yang tertera pada label di dalam
produk obat.
2) Efektif untuk
menghilangkan keluhan
Keefektifan suatu zat kimia yang dimaksudkan untuk pengobatan
didasarkan atas kesesuaian keluhan penyakit yang diderita psien. Tujuan
pengobatan sendiri ialah pasien mendapat efek terapi dari obat yang digunakan
yaitu kesembuhan pasien.
3) Efisiensi waktu
Pasien tidak perlu antre untuk menunggu giliran konsultasi ke
dokter, pasien bila langsung datang ke apotek untuk melakukan pengobatan
sendiri dibantu dengan apoteker yang ada di apotek dalam keputusan pemilihan
obat.
4) Efisiensi biaya
Pengobatan sendiri yang dilakukan masyarakat dalam penanganan
keluhan penyakitnya akan mendapat efisiensi biaya, karena pasien tidak perlu
mengeluarkan uang untuk biaya konsultasi ke dokter, dengan pengobatan sendiri
juga akan mengurangi biaya obat yang akan dibeli di apotek.
5) Dapat terlibat
langsung dalam pemilihan obat atau keputusan pemilihan terapi
6) Meringankan beban
pemerintah dalam keterbatasan jumlah tenaga kesehatan dan sarana kesehatan yang
dibutuhkan oleh masyarakat
B.
Golongan analgesik
Analgesik
terbagi dalam 4 gologan yaitu :
1)
Narkotik/Opiat
Dinamakan opiat karena awalanya merupakan derivat dari opium
(candu). Daya analgesic sangat kuat, bekerja pada system saraf pusat, bisa
menimbulkan adiksi (ketergantungan obat) dan kecenderungan penyalahgunaan obat.
Oleh karena itu distribusinya terbatas dan harus dengan resep dokter
Selain nyeri, narkotik digunakan sebagi terapi paliatif pada kanker
stadium lanjut. Ada juga yang diberikan sebagai premedikasi dalam pembedahan. Bisa
berefek buruk pada pernafasan, kardiovaskuler
dan gangguan motilitas usus. Contoh obatnya antara lain :
a)
Morfin
b)
Codein
c)
Fentanyl
2)
Analgesik non opiat terbagi dalam beberapa kelompok:
a)
Golongan para aminofenol seperti paraetamol untuk nyeri ringan dan
sedang, sangat popular di Indonesia, bekerja melalui mekanisme sentral, juga
dapat berfungsi antipiretik, pemakaian jangka Panjang menimbulkan gangguan
liver
b)
Golongan NSAID yang selain daya analgesik perifer juga bisa sebagai
antiinflamasi yang terdiri atas :
i.
Golongan salisilat seperti asam asetil salisilat/asetosal (aspirin)
bisa juga sebagai antipiretik, anti pirai (dosis tinggi) dan pada osis rendah
menghambat agregasi trombosit. Efek samping apling umum iritasi mukisa lambung
dan dikontra indikasikan pada cacar air dan asma
ii.
Derivate antranilat sperti asam mefenamat bisa juga digunakan
sebagai antiradang sedang. ESO pada iritasi mukosa lambung dan gangguan
pencernaan
iii.
Derivate pirazolinin sperti metamizole yang juga berefek
antipiretik. Pada pemakaian jangka lama bisa terjadi kelainan pada darah
iv.
Derivate fenil asetat seperti diklofenak bisa digunkan pada
berbagai macam nyeri terutama dengan inflamsi karena ntiradangnya terkuat. ESO
berupa gangguan lambung usus, pusing dan termor
v.
Derivate asam propionate seperti ibuprofen. Bisa juga berfungsi
antipiretik dengan efek samping terendah disbanding NSAID lain,
vi.
Derivate oxicam seperti piroxicam. Sering digunakan terutama untuk
nyeri sendi tapi bisa juga nutuk antipiretik. ESO bisa terjadi pendarahan di
lambung dan usus
Gambar 2. Mekanisme NSAID
c)
Tramadol yaitu turunan narkotik tanpa efek adiksi untuk nyeri
sedangan sampai berat, tidak menekan pernafasan, system kardiovaskuler dan
motilitas usus. Tetap harus diberikan dnega resep dokter
3)
Adjuvant Neuro aktif (co analgetis)
Obat
ini fungsi utamanya bukanlah analgesic, tetapi sering digunakan sebagai
komplementer nyeri pada kasus kronis seperti polineuropati atau neuralgia
postherpetis, bias meneyebabkan perubahan mental an perilaku sehinnga harus
diberikan dengan resep dokter. Macam obatnya meliputi :
i.
Antidepresi trisiklis seperti amitriptilin
ii.
Antiepilesi seperti karbamazepin, pregabalin, fenitoin dan valproat
4)
Topikal Analgesik
Zat
tertentu digunakan untuk pengobatan nyeri lokal seperti capsaicin, kamphora,
mentol, eugenol, benzidamin, metil salisilat ataupun NSAID lokal
C.
Penggunaan swamedikasi analgesik yang tepat
Untuk swamedikasi tidak diperlukan resep dokter jadi kita bisa
menggunakan beberapa NSAID tertentu dan topical analgesik, berikut adalah obat dan cara penggunaan yang sederhana dan
tepat, meliputi bentuk sediaan, cara pakai, aturan pakai dan penyimpanan.
Tabel 1. Penggunaan rasional swamedikasi analgesik dengan berbagai
bentuk sediaan
obat |
Bentuk
sediaan |
Cara
pakai |
Aturan
pakai |
Penyimpanan |
Parasetamol
Gambar 3 sdiaan paracetamol |
Tablet
500 mg, 650 mg (Forte) Sirup
120 mg / 5 mL Drop
60 mg / 0,6 mL |
Oral |
3-4
X sehari : Tablet
forte dewasa dan anak ≥ 1 tab max 4 g sehari Tablet
dewasa 1-2 tab, anak ½-1 tab Sirup
1- 2 th 5 mL, 2-6 th 5 -10 mL, 6-9 th10-15 mL, 9-12 th 15-20 ml Drop
≤ 1 th 0,6 mL, 1-2 th 0,6-1,2 mL |
Di
tempat sejuk kering terlindung dari sinar mathari |
Asetosal Gambar 4 sediaan asetosal |
Tablet
100 mg |
Oral |
3-4
X sehari : Dewasa
4-6 tablet, anak 5-12 th 2-3 tab, anak 1-4 th 1 tab |
Simpan
di tempat kering danhindarkan dari sinar matahari |
Asam
mefenamat Gambar 5 sediaan asam mefenamat |
Kapsul
250 mg Kaplet
500 mg |
oral |
Maks
7 hari Dewasa
dan anak ≥ 7 th awal 500mgkemudian250 mg/6jam Anak
≥ 6 bulan 3-6,5 mg/kg BB tiap 6 jam |
Simpan
di tempat sejuk kering dan terhindar dari sinar matahari langsung |
Metamizole
Gambar 6 sediaan metamizole |
Tablet
500 mg Sirup
50 mg/ML 60 mL Drop
50 mg/mL 10 mL |
Oral |
Maksimal
4 X sehari Tablet
dewasa dan remaja ≥ 15 th 1 tab Sirup
dewasa dan remaja ≥ 15 th 1- 2 th 2-4 sdt; 13-14 th 1,75-3,5 sdm; 10-12 th
1,5-3 sdm; 7-9 th 1-2 sdm: 4-6 th 0,75-1,5 sdm; 1-3 th 0,5-1 sdm; 3-11 bln 0,25-0,5 sdm Drop
dewasa dan anak ≥ 15 th 20-40 tts; 13-14 th 15-35 tts; 10-12 th 10-30 tts ;
7-9 th 8-20 tts: 4-6 th 5-15 tts; 1-3 th
3-10 tts; 3-11 bln 2-5 tts |
Simpan
di tempat sejuk kering dan terhindar dari sinar matahari langsung |
Diklofenak
Gambar 7 sediaan diklofenak |
Tablet
salut enterik 25 dan 50 mg Tablet
lepas lambat 75 mg Tablet
retard 100 mg Supp
50 dan 100 mg Emulgel
1 % 10 dan 50 g
|
Oral,
supp (rektal), emulgel (dermal) |
Tablet
dewasa 50 mg 2-3 X sehari. Kasus ringan : 75-100 mg/hari. Anak ≥ 1 th0,5-2
mg/kg BB sehari dalam dosisi terbagi.
Kasus ringan 1 tablet sehari biasanya cukup
adekuat. Tab retard 100 mg sehari atau 2 tablet SR 75 mg Supp
2 X supp 50 mg atau 1 x supp 100 mg pada malam hari Kasus
yang lebih berat dikombinasikan dengan25/50 mg tablet maksimal 150 mg/hari Emulgel
oleskan 3-4 Xsehari |
Simpan
di tempat sejuk kering dan terhindar dari sinar matahari langsung |
Ibuprofen
Gambar 8 sediaan ibuprofen |
Forte
kaps 200 mg Tab
kunyah 100 mg Sir
100 mg /5 mL 60 mL Sir
forte 50 mL Supp
125 mg |
Oral
semua kecuali supp (rektal) |
3-4
kali sehari Dewasa
200 mg Anak untuk demam ≥ 39 derajat celcius 10
mg/kg BB Anak
untu demam ≤ 39 derajat Celsius 5 mg/kg BB |
Simpan
di tempat sejuk kering dan terhindar dari sinar matahari langsung |
Piroxicam Gambar 9 sediaan piroxicam |
Tablet
atau kapsul 10 dan 20 mg Gel
0,5 % 15 dan 25 g |
Oral
semua kecuali gel (dermal) |
Penyakit
musculoskeletal akut 40 mg/hari untuk 2 haripertama bisa tunggal atau terbagi
lalu lanjut 20 mg/hari untuk 7-14 hari Spondylitis
ankilosa 20 mg/hari dosisi tunggal Gout
akut awal 40 mg /hari dosis tunggal, dilanjut 40 mg/hari dosis tungal atau
terbagi Gel
: oleskan 1 g pada bagian yang sakit 3-4 kali sehari |
Simpan
di tempat sejuk kering dan terhindar dari sinar matahari langsung |
Topical
analgesic
Gambar 10. Macam sediaan topical analgesik |
Bisa
berupa tunggal atau kombinasi dari capsaicin, eugenol, metil salisilat,
camphora, menthola atau NSAID seperti piroxicam dan diklofenak, bisa bentuk
cream, gel, koyo, plester, patch |
dermal |
Oleskan
1 g pada bagian yang sakit 3-4 X sehari, jangan pada kulit yang luka |
Simpan
di tempat sejuk kering dan terhindar dari sinar matahari langsung |
III. Penutup
Dari berbagai
pembahasan di atas, dapat kita ambil kesimpulan penggunaan masing masing obat
berbeda walaupun masih masuk golongan obat bebas untuk swamedikasi, dikarenakan
karakteristik obat yang berbeda dan variasi pada kondisi pasien. Untuk itu
perlu diperhatikan aturan pakai masing-masing dan pemilihan bentuk sediaan yang
cocok dengan keadaan dan factor lain yang munkin bisa memepengaruhi seperti
biaya atau selera pasien misalnya
IV.
Pustaka
http://eprints.umm.ac.id/43290/3/jiptummpp-gdl-fahmirizal-50534-3-skripsi-2.
file:///D:/ppg%20farmasi%20uns%202021/perancangan%20pembelajaran/Tinjauan%20pustaka%20nyeri.pdf
file:///D:/ppg%20farmasi%20uns%202021/perancangan%20pembelajaran/Prinsip-Nyeri.pdf
nasution,
rifan eka putra, 1agustus 2021 terapi nyeri :pemilihan obat berdasarkanjenis
nyeri https://whitecoathunter.com/terapi-nyeri/
Muchid A, dkk, 2006, pedoman Penggunaan Obat
bebas dan bebas Terbatas, Jakarta : Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen kesehatan RI
Nila
Aster dkk, 2016, Farmakologi kurtilas kelas XII, Jakarta : APFMI Press
Ping Ng
Hui dkk, 2015, MIMS Petunjuk konsultasi Indonesia edisi 14 2014/2015, Jakarta ;
PT bhuana Ilmu Populer
Saputri
GZ, 2019, Pendalaman materi Farmasi modul farmakologi, Jakarta : Kementrian
Pendidikan dan kebudayaan
Suherman
H, Febrina D, 2018, Tingkat Pengetahuan Pasien tentang Swamedikasi obat : Viva
Medika edisi khusus Seri 2 Februari
Tjay TH,
Rahardja K, Obat-obat penting, Jakarta : Elex Media Komputindo
Turdiyanto
T, dkk, 2013, Farmakologi untuk SMK Farmasi, Jakarta