Membangun Karakter melalui Kegiatan Shalat Dhuha

Oleh : M. Ardiansyah Djarhum, S.Sos

Perkembangan teknologi yang begitu cepat, semakin hari semakin canggih, khususnya dalam bidang IT (Teknologi Informasi), membuat orang mudah mengakses berbagai situs terkait keperluannya. Begitu juga siswa atau pelajar, dalam memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan pembelajaran, mereka tidak lepas dari internet, dan sosial media. Mengapa demikian, karena sudah menjadi masa-nya, menjadi zamannya, semua serba cepat dan instan.
Dengan semakin gencarnya arus teknologi, tentunya menimbulkan dampak, yaitu negatif ataupun positif. Di kalangan pelajar dan remaja pada umumnya, tentunya lebih banyak dampak negatif daripada positif, di antaranya adalah konten atau situs situs porno. Nah pertanyaannya, bagaimana cara kita membendung arus negatif dari dampak teknologi, khususnya di kalangan pelajar dan remaja.
Maka dari itu Pemerintah menitikberatkan Pembangunan di bidang Pendidikan, khususnya Pendidikan karakter. Karakter menurut Soemarmo Soedarsono, merupakan nilai-nilai yang terpatri dalam diri seseorang melalui pendidikan, pengalaman, percobaan, dan pengaruh lingkungan dipadukan dengan nilai-nilai dalam diri manusia menjadi semacam nilai intrisik yang mewujud dalam sistem daya juang melandasi pemikiran, sikap dan perilaku. Karakter bukan bawaan sejak lahir, tidak datang dengan sendirinya, tidak bisa diwariskan dan tidak bisa ditukar melainkan harus dibentuk, ditumbuh kembangkan, dan dibangun secara sadar dan sengaja hari demi hari melalui suatu proses. Salah satu proses tersebut dapat melalui pendidikan.

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. Tujuan pendidikan nasional menurut UU Sisdiknas 2003, yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Sasaran pendidikan adalah membangun karakter, sedangkan tujuan utama pendidikan bukanlah pengetahuan tapi penampilan atau tindakan. Oleh karena itu pendidikan karakter dalam sebuah lembaga pendidikan sangat penting dan dibutuhkan.

Pendidikan karakter adalah proses menanamkan karakter tertentu sekaligus memberi benih agar peserta didik mampu menumbuhkan karakter khasnya pada saat menjalankan kehidupannya. Moment pertama pendidikan karakter didalam lembaga pendidikan adalah penentuan visi dan misinya. Visi dan misi lembaga pendidikan merupakan momen awal yang menjadi prasyarat sebuah program pendidikan karakter disekolah. Tanpa ini, pendidikan karakter disekolah tidak dapat berjalan. Untuk itu, dengan pendidikan karakter diharapkan mampu menghasilkan dan menampilkan generasi yang tidak hanya memiliki kecerdasan intelektual, tetapi memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta memiliki pribadi berkarakter yang selalu berusaha menjaga perkembangan dirinya dengan meningkatkan kualitas keimanan, akhlak, hubungan antar sesama manusia dan mewujudkan motto hidupnya bahagia dunia dan akhirat. Untuk membentuk pribadi berkarakter tersebut dapat melalui kebiasaan-kebiasaan yang baik dan bermanfaat yang dilakukan secara berulang-ulang, hari demi hari yang lamban laut akan masuk pada bagian pribadinya yang sulit ditinggalkan.

Maka dari itu, untuk mewujudkan Pendidikan Karakter, di sekolah kami SMK Muhammadiyah 1 Pandaan, para pelajar dibiasakan untuk melaksanakan Shalat Dhuha. Kegiatan  Shalat Dhuha ini dilaksanakan  di Masjid setiap hari, mulai pukul 06.30 – 06.45, kemudian di lanjut Tadarrus Al- Qur’an pukul 06.45 – 07.00, setelah itu masuk ke kelas untuk melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar. Dengan adanya kegiatan Shalat dhuha diharapkan mampu membentuk karakter yang baik dan religius.

Banyak yang belum memahami keutamaan shalat yang satu ini. Ternyata shalat Dhuha bisa senilai dengan sedekah dengan seluruh persendian. Shalat tersebut juga akan memudahkan urusan kita hingga akhir siang. Ditambah lagi shalat tersebut bisa menyamai pahala haji dan umrah yang sempurna. Juga shalat Dhuha termasuk shalat orang-orang yang kembali taat.
Di antara keutamaan shalat Dhuha adalah Mengganti sedekah dengan seluruh persendian, sebagaimana dalam Hadits di sebutkan, Dari Abu Dzar, Nabi shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda,
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim no.  720).
Padahal persendian yang ada pada seluruh tubuh kita sebagaimana dikatakan dalam hadits dan dibuktikan dalam dunia kesehatan adalah 360 persendian. ‘Aisyah pernah menyebutkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
إِنَّهُ خُلِقَ كُلُّ إِنْسَانٍ مِنْ بَنِى آدَمَ عَلَى سِتِّينَ وَثَلاَثِمَائَةِ مَفْصِلٍ
“Sesungguhnya setiap manusia keturunan Adam diciptakan dalam keadaan memiliki 360 persendian” (HR. Muslim no. 1007).
Hadits ini menjadi bukti selalu benarnya sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun sedekah dengan 360 persendian ini dapat digantikan dengan shalat Dhuha sebagaimana disebutkan pula dalam hadits dari Buraidah, beliau mengatakan bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَبِى بُرَيْدَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « فِى الإِنْسَانِ سِتُّونَ وَثَلاَثُمِائَةِ مَفْصِلٍ فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهَا صَدَقَةً ». قَالُوا فَمَنِ الَّذِى يُطِيقُ ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا أَوِ الشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَقْدِرْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُ عَنْكَ
“Manusia memiliki 360 persendian. Setiap persendian itu memiliki kewajiban untuk bersedekah.” Para sahabat pun mengatakan, “Lalu siapa yang mampu bersedekah dengan seluruh persendiannya, wahai Rasulullah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas mengatakan, “Menanam bekas ludah di masjid atau menyingkirkan gangguan dari jalanan. Jika engkau tidak mampu melakukan seperti itu, maka cukup lakukan shalat Dhuha dua raka’at.” (HR. Ahmad, 5: 354. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih ligoirohi)
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan,  “Hadits dari Abu Dzar adalah dalil yang menunjukkan keutamaan yang sangat besar dari shalat Dhuha dan menunjukkannya kedudukannya yang mulia. Dan shalat Dhuha bisa cukup dengan dua raka’at” (Syarh Muslim, 5: 234).
Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah mengatakan,  “Hadits Abu Dzar dan hadits Buraidah menunjukkan keutamaan yang luar biasa dan kedudukan yang mulia dari Shalat Dhuha. Hal ini pula yang menunjukkan semakin disyari’atkannya shalat tersebut. Dua raka’at shalat Dhuha sudah mencukupi sedekah dengan 360 persendian. Jika memang demikian, sudah sepantasnya shalat ini dapat dikerjakan rutin dan terus menerus” (Nailul Author, 3: 77).
Pemaparan diatas menunjukkan bahwa pendidikan karakter menempati posisi yang sangat mendasar bagi kehidupan siswa, melalaui pembiasaan melatih siswa lebih istiqomah menjalankan sholat dhuha dan sholat sunnah lainnya.
Lebih baru Lebih lama