Konseling dalam Pandemi Covid-19

  

Wahyu Putri Lestari, S.Pd
Guru BK SMK Muhammadiyah 1 Pandaan

PENTINGNYA KONSELING DALAM PANDEMI COVID-19

26 Agustus 2020

            Sejak awal hingga pertengahan tahun 2020 kita digemparkan dengan virus corona (Covid-19). Seperti yang kita ketahui bersama bahwa vovid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus coronavirus yang baru ditemukan beberapa bulan belakangan ini. Pandemi ini ditetapkan sebagai pandemi global dan BNPB menetapkan status darurat nasional. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah telah melakukan upaya preventif guna mencegah dan meminimalkan penyebaran virus tersebut. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia yaitu dengan menerapkan social distancing atau menjaga jarak dan Work From Home (WFH) sejak bulan Maret lalu dan berjalan sampai bulan ini. Kebijakan ini mempunyai beberapa implikasi pada berbagai bidang, tidak terkecuali bidang pendidikan.

        Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim mengeluarkan kebijakan pendidikan di masa pandemi covid-19 adalah untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat dengan protokol yang ketat. Dengan adanya aturan ini, Mendikbud mengajak semua pihak termasuk seluruh kepala daerah, kepala satuan pendidikan, orangtua, guru, dan masyarakat bergotong- royong mempersiapkan pembelajaran di tahun ajaran dan tahun akademik baru.

           Mendikbud merespon dengan kebijakan belajar dari rumah melalui pembelajaran dalam jaringan (daring). Padahal, interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran sangat penting untuk mengetahui kemajuan proses belajar siswa. Hal ini menjadi tantangan yang sangat terasa bagi guru agar berinovasi dalam proses pembelajaran secara daring, tak terkecuali guru Bimbingan dan Konseling (BK). Tantangan yang terasa adalah bergesernya metode konseling dari tatap muka menjadi via daring. Berkaitan dengan kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), guru BK memang bisa mengubah metode layanan dasar pada siswa secara virtual.

            Guru BK dituntut untuk tetap melakukan konseling walaupun tidak dengan face to face seperti yang biasanya dilakukan. Guru BK dalam memberikan layanan kepada siswa binaannya dengan menggunakan inovasi baru sesuai dengan era revolusi industri 4.0 dan tidak mengesampingkan protokol kesehatan. Sebagai alternatif, cyber counseling yaitu media yang sangat cocok untuk kegiatan konseling daring. Terkadang kurangnya hasil yang maksimal, langkah ini sebagai bentuk keberadaan dan kehadiran guru BK sebagai good listener dan curahan katarsis siswa. Media yang digunakan selama pandemi covid-19 melalui media online yaitu menggunakan media aplikasi Whatsapp. Media ini dapat dipergunakan dalam memberikan layanan konseling dan bimbingan kelompok kepada peserta didik atau konseling dengan mudah tanpa dibatasi ruang dan waktu. 

       Tidak selalu berjalan dengan lancar dalam kegiatan konseling daring yaitu keterbatasan komunikasi. Melaksanakan konseling melalui obrolan di aplikasi whatsapp bukanlah hal mudah jika belum terbiasa. Namun hal ini akan lebih mudah jika antara guru BK dan siswa sebelumnya sudah terbangun kepercayaan. Kepercayaan ini timbul dari proses layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan selama pembelajaran di sekolah. Guru BK juga akan sangat diuntungkan jika telah mengenal dan mengetahui karakteristik siswanya. Sehingga, proses membangun kepercayaan dan pendekatan yang biasanya dilaksanakan di awal proses konseling tidak akan sulit dilakukan meskipun konseling dilaksanakan tanpa tatap muka.

        Adapun kesulitan lainnya selama pembelajaran jarak jauh adalah kesulitan belajar. Peralihan proses belajar dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh tidak mudah bagi sebagian siswa. Ada peran komunikasi baik verbal maupun nonverbal yang bisa memberikan efek kepada siswa saat konseling. Dalam pembelajaran daring siswa juga harus memiliki tanggungjawab personal dalam belajar, dapat mengontrol sikapnya dalam belajar, menyelesaikan tugas-tugas melalui daring dan mengoptimalkan gadget yang dimiliki sebagai sumber belajar. Hal inilah yang disebut sebagai Self Regulated learning. Self Reguated Learning dapat diartikan sebagai dorongan bagi individu untuk mengelola pembelajaran sendiri, bagaimana siswa dapat memanejemen waktu dirumah, mengatasi hambatan belajar daringnya dan menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Namun tidak semua siswa memiliki Self Regulated Learning yang baik. Beberapa diantanya mengalami kebosanan tinggal dirumah, disinilah peran guru BK dalam membantu, mengatasi permasalahan-permasalahan siswa selama pembelajaran daring. Dan juga bagi siswa yang kebiasaan belajarnya masih bergantung pada orang lain atau situasi di sekelilingnya, pembelajaran di rumah menjadi sangat menantang. 

          Pada permasalahan kesulitan belajar, guru BK juga dapat menggunakan pendekatan realita. Untuk mempermudah bantuan kepada siswa, guru BK dapat menggunakan langkah WDEP, yakni WantDoEvaluation, dan Plan. Meskipun hanya melalui obrolan tertulis, guru BK tetap dapat menerapkan langkah-langkah WDEP. Pada akhirnya, apapun teknologi yang digunakan, secanggih apapun kecakapan teknologi informasi yang dimiliki oleh guru BK, namun membangun hubungan tetap menjadi modal utama yang tidak dapat dabaikan. Meskipun dilakukan dari jarak jauh, hubungan emosi yang terjalin antara guru BK dan siswa akan berperan penting dalam proses konseling jarak jauh, dengan mengedukasikan siswa dengan layanan informasi, kemampuan individu untuk mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan, melakukan layanan konseling daring, mengembangakan life skill dan memotivasi mental psikologis. Guru BK juga harus tetap memberikan bimbingan atau hal-hal yang bersifat positif agar siswa tidak terlalu parno terhadap pandemi virus corona.

4 Komentar

  1. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa vovid-19 adalah penyakit menular yang disebabkan oleh jenis virus coronavirus yang baru ditemukan beberapa bulan belakangan ini. Pandemi ini ditetapkan sebagai pandemi global dan BNPB menetapkan status darurat nasional. pemerintah telah melakukan upaya preventif guna mencegah dan meminimalkan penyebaran virus tersebut. Kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia yaitu dengan menerapkan social distancing atau menjaga jarak dan Work From Home (WFH) sejak bulan Maret lalu dan berjalan sampai bulan ini. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nadiem Anwar Makarim mengeluarkan kebijakan pendidikan di masa pandemi covid-19 adalah untuk memprioritaskan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat dengan protokol yang ketat. Mendikbud merespon dengan kebijakan belajar dari rumah melalui pembelajaran dalam jaringan (daring).
    Tantangan yang terasa adalah bergesernya metode konseling dari tatap muka menjadi via daring. Sebagai alternatif, cyber counseling yaitu media yang sangat cocok untuk kegiatan konseling daring. Media ini dapat dipergunakan dalam memberikan layanan konseling dan bimbingan kelompok kepada peserta didik atau konseling dengan mudah tanpa dibatasi ruang dan waktu. Melaksanakan konseling melalui obrolan di aplikasi whatsapp bukanlah hal mudah jika belum terbiasa. Namun hal ini akan lebih mudah jika antara guru BK dan siswa sebelumnya sudah terbangun kepercayaan. Kepercayaan ini timbul dari proses layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan selama pembelajaran di sekolah. Adapun kesulitan lainnya selama pembelajaran jarak jauh adalah kesulitan belajar. Peralihan proses belajar dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh tidak mudah bagi sebagian siswa. Dalam pembelajaran daring siswa juga harus memiliki tanggungjawab personal dalam belajar, dapat mengontrol sikapnya dalam belajar, menyelesaikan tugas-tugas melalui daring dan mengoptimalkan gadget yang dimiliki sebagai sumber belajar. Hal inilah yang disebut sebagai Self Regulated learning. Self Reguated Learning dapat diartikan sebagai dorongan bagi individu untuk mengelola pembelajaran sendiri, bagaimana siswa dapat memanejemen waktu dirumah, mengatasi hambatan belajar daringnya dan menyelesaikan tugasnya tepat waktu. Pada permasalahan kesulitan belajar, guru BK juga dapat menggunakan pendekatan realita. Untuk mempermudah bantuan kepada siswa, guru BK dapat menggunakan langkah WDEP, yakni Want, Do, Evaluation, dan Plan. Meskipun dilakukan dari jarak jauh, hubungan emosi yang terjalin antara guru BK dan siswa akan berperan penting dalam proses konseling jarak jauh, dengan mengedukasikan siswa dengan layanan informasi, kemampuan individu untuk mempertahankan komitmennya terhadap suatu tujuan, melakukan layanan konseling daring, mengembangakan life skill dan memotivasi mental psikologis.

    BalasHapus
  2. Semoga lelah mu mnjadi lillah :)

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama